Bab 2172
Bab 2172
Bab 2172 Situasi Berbahaya
Perwira tua itu sangat terkejut melihat Willy yang tidak menolak pengobatan, bahkan sangat bekerja sama, dia segera menyuruh perawat yang lain mengundurkan diri, lalu berdiri dan melihat Dewi melakukan akupunktur pada Willy dari samping.
Sekitar setengah jam kemudian, Dewi selesai akupunktur, dia menoleh pada Perwira tua dan berkata, “Aku butuh riwayat medis Pangeran, juga ada beberapa obat yang harus kalian siapkan.”
“Kamu tuliskan saja, aku akan segera menyuruh orang menyiapkannya.” Perwira tua itu sangat gembira, “Sepertinya gadis kecil sepertimu ini lumayan hebat, nanti aku akan melaporkannya pada Pak Franky agar dia memberimu hadiah.”
“Terima kasih.” Dewi menulis di atas kertas, lalu menyerahkannya padanya, “Merepotkanmu!”
Perwira tua itu membawa kertas itu ke pintu, lalu menyerahkannya pada anak buah untuk disiapkan, tapi dia sama sekali tidak berniat untuk pergi.
Dewi memberi isyarat pada Willy.
Willy membuka mulutnya perlahan, “Garren, aku lapar.”
“Hah?” Garren terkejut sejenak, lalu langsung merasa gembira, “Akhirnya Pangeran mau makan? Bagus, aku segera minta orang siapkan.”
“Aku mau makan makanan dari luar.” Suara Willy terdengar sedikit serak dan sendu, “Makanan rumah sakit ini bukan makanan manusia.”
Garren menghela napas, “Benar–benar sudah membuat Anda menderita. Pangeran, aku akan minta orang membelinya sekarang.”NôvelDrama.Org holds text © rights.
“Anda pergi sendiri saja, daripada ketahuan oleh pengawal itu dan menimbulkan masalah lainnya lagi.” Willy sedikit memohon, “Merepotkan Anda. Kalau aku bisa bertahan hidup, kelak pasti akan berterima kasih pada Anda!”
“Pangeran, jangan berkata begini….” Garren menatap kasihan padanya, “Sebagai Pangeran, Anda seharusnya hidup dengan nyaman….”
Sebelum menyelesaikan kalimatnya, dia menghela napas dalam, lalu mengubah arah bicaranya, “Sekarang aku akan menyiapkannya untuk Anda.”
Dia langsung bergegas pergi saat mengatakannya, hanya saja setelah keluar dari kamar, dia berpesan pada orang yang di luar dengan hati–hati, “Awasi dengan waspada, jangan sampai terjadi
sesuatu.”
“Baik!”
Pintu ruangan itu ditutup, hanya tersisa Willy dan Dewi saja di sana.
1/2
Dewi segera mengunci pintu dari dalam, lalu bertanya dengan suara rendah pada Willy, “Willy, kenapa kamu bisa terluka seperti ini?”
“Diracuni oleh mereka.” Willy menjawabnya dengan susah payah, lalu segera bertanya, “Dewi, kamu datang sendiri atau bersama Tuan L?”
“Aku datang bersama Mina.” Dewi merasa sedikit bersalah, “Aku tidak bisa meyakinkan Lorenzo, dia tidak bersedia datang…
“Aku sudah menebaknya sejak awal.” Willy tersenyum pahit, lalu buru–buru berkata, “Kalau dia tidak datang, kamu juga tidak seharusnya ke sini. Cepatlah pergi, tempat ini sangat berbahaya.”
“Tidak bisa, aku harus menyelamatkanmu.” Dewi memapah Willy.
“Jangan bodoh.” Willy segera mencegahnya, “Kamu tidak bisa menyelamatkanku, di luar dipenuhi pengawal, tidak bisa kabur sama sekali. Selain itu, meski kita bisa melarikan diri dari rumah sakit, tetap saja tidak bisa keluar dari Denmark.”
“Lalu, bagaimana?” Dewi menjadi panik, “Tidak mungkin menunggu mati di sini, ‘kan?”
“Yang Mulia tidak akan membunuhku untuk sementara waktu,” ujar Willy sambil tersenyum dingin, “Denmark mengalami krisis finansial, perusahaanku bisa sangat membantu mereka, bukankah dia sedang berjuang menyelamatkanku?”
“Eh….” Saat ini, Dewi baru tersadar, “Yang Mulia benar–benar sedang menyelamatkanmu?”
“Tentu saja.” Willy menertawai dirinya sendiri, “Kalau tidak, bagaimana mungkin dia mengantarku ke rumah sakit? Dia tidak ingin aku sembuh sepenuhnya, tapi juga tidak ingin aku mati, kondisi hidup segan mati tidak mau inilah yang terbaik….”
“Lalu, bagaimana sekarang?” Dewi tidak mengerti kondisi rumit ini dan langsung bertanya, “Apa menolong Robin dan lainnya dulu?”
“Ada apa dengan Robin dan yang lainnya?”
“Kamu masih belum tahu?” Dewi terkejut, lalu segera menghela napas dan berkata, “Benar juga, selama ini kamu hanya dikurung di sini, telah lama terputus dari dunia luar, sangat wajar kalau tidak tahu.”
“Sebenarnya apa yang terjadi?” tanya Willy panik.
“Kastelmu disegel, tidak ada yang diizinkan untuk keluar dan masuk, juga tidak ada makanan dan minuman yang diantarkan ke dalam, bahkan memutuskan saluran air, listrik dan komunikasi, sekarang situasi 80 orang lebih yang ada di kastel sangat berbahaya….”