Bab 2166
Bab 2166
Bab 2166 Kabur
“Lorenzo. Sekarang ada banyak hal yang harus aku lakukan, aku tidak punya waktu, tenaga, dan pikiran untuk memikirkan semua itu. Dewi sangat kesal, “Cepat lepaskan aku, aku harus pergi ke Denmark. Setelah menyelesaikan pekerjaan, aku akan kembali mencarimu.”
Saat ini, otak Dewi dipenuhi pernikiran mau menyelamatkan orang, sama sekali tidak memahami suasana hati Lorenzo.
“Jadi, di hatimu, Willy lebih penting dariku?” Lorenzo semakin kesal, “Kamu tidak bisa membujukku, maka lebih rela pergi menyelamatkannya sendiri?”
“Kalau tidak, harus bagaimana? Aku tidak mungkin hanya berdiam diri, ‘kan?” Dewi juga marah, “Aku sudah memohon padamu, kamu tetap tidak mau menolongnya, aku hanya bisa melakukannya sendiri.”
Selesai bicara, Dewi mendorong Lorenzo, terus mencari ransel. Kali ini, akhirnya dia menemukannya. Dia mencari kartu identitas dan dompet di dalamnya, semuanya ada.
Dia merasa lega, mengirim pesan pada Mina, lalu mulai berganti pakaian.
“Tanpa aku, kamu tidak bisa melakukan apa–apa.” Lorenzo melihatnya yang sedang sibuk, berkata dengan dingin, “Dan kamu akan mati kalau pergi!!!”
Dewi tidak memedulikannya, berganti pakaian dengan cepat, lalu mulai memakai kaus kaki, “Suruh seseorang mengantar kami ke bandara.”
“Dewi….” Lorenzo marah sampai hampir meledak, “Apa kamu tidak mendengar ucapanku?”
“Aku dengar.” Dewi mendongak dan melihatnya, “Tanpa kamu, aku tidak bisa melakukan apa- apa, dan aku akan mati kalau pergi. Mati juga tidak berdaya. Aku adalah orang yang punya kredibilitas, pasti
akan melakukan apa yang sudah dikatakan!”
Selesai bicara, dia memikul ransel, membawa mantel, langsung berjalan keluar ….
“Dewi!!!” Lorenzo berteriak di belakangnya, “Kalau kamu berani keluar dari kamar ini, kita berdua selesai!!!”
Dewi menghentikan langkah kaki, tangan yang memegang gagang pintu juga berhenti bergerak. Setelah diam beberapa detik, dia berkata, “Kalau aku mati, kamu cari saja yang lain, jangan sampai menunda kebahagiaanmu!”
Selesai bicara, dia langsung membuka pintu, melangkah pergi…..
“Kamu….”
Lorenzo tidak berani percaya pada matanya sendiri, dia pergi, dia benar–benar pergi!!!
Lorenzo bertaruh dengan dirinya sendiri, pada akhirnya kalah….
Dia bisa mengurungnya, tidak membiarkannya pergi, tidak membiarkannya berhubungan dengan dunia luar, bahkan bisa mengirim Mina pergi, menjauhkan segala hal yang berhubungan dengan Willy dari dunia mereka berdua.
Tapi, dia tidak melakukannya.
Karena dia ingin tahu pilihan yang paling nyata dan jujur di hatinya.
Meski kadang dia mengucapkan kata–kata emosi, bilang bahwa Dewi selalu mengutamakan orang lain, tapi di lubuk hatinya, dia tetap memilih untuk memercayai perasaan Dewi padanya.
Karena itu, dia tidak melakukan apa–apa yang bisa mengganggu perkembangan situasi
Dia hanya ingin tahu apa yang akan dilakukan wanita itu kalau mengikuti kata hatinya.
Sekarang, kenyataan membuktikan bahwa dia benar–benar terlalu percaya diri.:
Wanita itu memilih untuk pergi.
Bahkan meski dia sudah berkata seperti itu, wanita itu tetap pergi tanpa menoleh.
Wanita itu juga memintanya untuk mencari yang lain, jangan menunda kebahagiaannya.
Sosok itu, ucapan itu, benar–benar elegan dan terdengar cuck….
Lorenzo yang saat ini, seperti ada sebaskom air dingin yang dituang dari atas kepala, membuatnya sangat dingin….
Ternyata, dia terlalu naif.
Mungkin saja, kali ini wanita itu kembali karena ingin memohonnya untuk menyelamatkan Willy.
Bahkan kelembutan dan kasih sayangnya selama beberapa hari ini adalah demi Willy…. This is the property of Nô-velDrama.Org.
Semakin memikirkannya, Lorenzo semakin marah dan hatinya semakin dingin ….
“Tok, tok!”
Saat ini, terdengar suara ketukan pintu, Jasper melaporkan dengan cemas, Tuan, Nona Dewi mau membawa Mina pergi, menyuruh kami mempersiapkan mobil. Aku minta orang untuk menghentikannya dan khusus datang ke sini untuk melapor pada Anda….
“Bawa dia ….”
Lorenzo belum selesai bicara, tiba–tiba terdengar suara ‘ngung‘ di luar, lalu sebuah mobil melesat pergi.
Lorenzo segera bergegas ke balkon untuk melihat. Dewi merampas sebuah mobil, pergi dengan
membawa Mina
2/3
Kecepatan itu bagaikan sebuah aurora, langsung menghilang dari pandangan,