Bab 2074
Bab 2074
Bab 2074 Tunggu Aku
“Aku sudah membantumu mengatur solusinya…”
10 mutiara
“Aku paham. Aku tahu kamu telah bersusah payah memikirkan semuanya untukku, tapi ada beberapa hal yang tidak sesederhana yang kamu bayangkan.”
Dewi berusaha dengan sabar menjelaskan.
“Pertama–tama, anak–anak sejak kecil telah bertumbuh besar di Swedoland, tentu mereka telah terbiasa dengan kehidupan dan bahasa di sini. Kalau sekarang mereka tiba–tiba pindah ke negara Emron, pasti akan sangat sulit bagi mereka untuk beradaptasi.
“Selain itu, Brandon baru saja selesai menjalani operasi. la tidak boleh melakukan perjalanan. jarak jauh. Serta Willy, aku sudah menerima bayaran untuk seluruh biaya pengobatannya.”
“Untuk menjalani pengobatan, ia membeli rumah di sini, membeli peralatan medis, hingga menyiapkan ruang perawatan. Aku tidak bisa pergi begitu saja sekarang ….”
“Maksudmu, kamu tidak bisa pergi karena kamu telah menerima biaya pengobatan Willy?” Lorenzo hanya terfokus pada hal ini, “Bukan karena hal lain?”
“Tentu saja. Ia adalah temanku. Aku tidak bisa mengabaikannya begitu saja,” Dewi menjelaskan, “Tapi, aku tidak memiliki hubungan yang aneh–aneh dengannya.”
“Benarkah?” Alis Lorenzo yang sebelumnya bertaut, kini longgar kembali, “Kalau begitu, jelaskan padaku sebentar. Kenapa sebelumnya aku meneleponmu di tengah malam, kamu masih bersama dengannya?”
“Ia hanya ingin mengajakku makan, jadi aku keluar menemuinya sebentar. Kami langsung pulang setelah selesai makan,” Dewi mulai merasa jengkel, “Kurasa kamu tidak perlu meragukanku tentang hal semacam ini, aku bahkan tidak bisa menanganimu seorang sebagai pacarku, bagaimana mungkin aku ada tenaga untuk menjalin cinta segitiga?”
“Benar juga,” Lorenzo memandangnya dengan tatapan merendahkan, “Dengan kepala kayumu yang hanya dapat berpikir satu arah itu, seharusnya tidak mungkin kamu dapat merencanakan. banyak tipu muslihat.”
Sebenarnya, intinya adalah. Dewi mengakui bahwa Lorenzo adalah pacarnya. Ucapannya itu begitu menyenangkan hati Lorenzo, serta melunakkan sikapnya.
“Lalu, Brandon,” Dewi berencana untuk mengklarifikasi semuanya pada Lorenzo, “Ia bukan pacarku. Ja sudah kuanggap sebagai adikku sendiri, sebagai keluargaku.”
“Kami sudah melewati dan mempertaruhkan segalanya, lalu hidup bersama–sama sebagai satu keluarga. la selalu membantuku mengurus panti asuhan. Sesederhana itu saja.”
“Ternyata seperti itu,” Lorenzo pun semakin gembira, “Sudah kukatakan kalau seleramu tidak
seburuk itu!”
Bab 2074 Tunggu Aku
10 mutiara
Dewi memutar matanya, “Apa kamu harus selalu merendahkan orang lain? Masih banyak gadis yang menyukai Brandon.”
“Aku tidak peduli. Yang penting, kamu hanya menyukaiku seorang,” Lorenzo menghampiri tepi ranjang dan mendekatkan tubuhnya melingkupi Dewi, “Kamu bertanggung jawab pada mereka, tapi tidak bertanggung jawab padaku?”
“Aku….” wajah Dewi memerah. Setiap kali Lorenzo mendekat, ia selalu merasa gugup, “Kamu sudah sebesar ini. Aku harus tanggung jawab bagaimana?”
“Besar mananya? Hm?”
Lorenzo tiba–tiba menciumnya.
Dewi benar–benar terpana. Sekujur tubuhnya mematung. Setelah ia dapat bereaksi kembali, Lorenzo telah menembusnya begitu dalam, merabanya dengan nakal…..
Dewi berusaha mendorongnya, namun ia tetap bergeming.
Ciuman Lorenzo bagaikan sebuah badai hebat yang melandanya, begitu mendominasi dan posesif.
Dewi yang secara pasif berusaha menahan ciumannya yang penuh gairah itu, perlahan–lahan mulai kehilangan akal sehatnya…. NôvelDrama.Org owns all © content.
Ketika ia tanpa sadar mengulurkan tangannya hendak memeluk Lorenzo, tiba–tiba Lorenzo berhenti. Ia tidak melanjutkan aksinya, hanya mengangkat wajahnya menatap Dewi….
Sepasang mata berwarna amber yang langka dan terlihat begitu agung itu dipenuhi dengan sebuah hasrat gelap. Namun, ia berusaha menahan diri dan memandang Dewi, enggan berpisah darinya.
Wajah cantik Dewi merah merona. Kedua matanya tertutup rapat, bulu matanya sedikit bergetar. Ia begitu gugup dan gelisah….
Hati Lorenzo bergetar melihat sikapnya yang imut itu.
la mengulurkan tangannya untuk mengelus wajah Dewi, perlahan–lahan mengusap bibirnya dengan ibu jarinya, tatapannya penuh dengan kelembutan.
Dewi perlahan–lahan membuka matanya. la menatap Lorenzo dengan gugup, seolah–olah berusaha mengatakan sesuatu dengan kedua matanya.
“Kamu benar–benar tidak ingin kembali bersamaku?” Lorenzo bertanya dengan lembut.
“Biarkan aku menyelesaikan pekerjaanku dulu. Setelah semuanya selesai, aku pasti akan menyusulmu kembali ke Kota Snowy,” Dewi menggenggam tangan Lorenzo dan berkata dengan serius, “Tunggu aku!”
Tue, 6
Tiga Harta: Ayah Misterius…