Menantu Dewa Obat

Bab 1121



Bab 1121

Menantu Dewa Obat

Bab 1121

10 mutiara

Begitu melihat ada yang tidak beres, Tommy langsung melambaikan tangannya dengan tenang dan bersiap–siap untuk membawa pergi semua anggota keluarga Shunya. Property belongs to Nôvel(D)r/ama.Org.

Reva langsung bangkit berdiri dan berkata dengan suara kencang: “Kakek, karena semua orang sudah hadir disini, ayo kita makan bersama saja.”

Mau tak mau Tommy bergidik. Dia tahu pasti tidak ada hal baik yang akan terjadi kalau Reva sudah meminta mereka untuk tetap tinggal disana.

“Anu, aku… aku sudah terlalu tua untuk bergadang.”

“Kalian makan sendiri saja. Alex, antar aku pulang untuk beristiraha!”

Ujar Tommy.

Alex buru–buru menggandengnya dan membantunya untuk berjalan pergi.

Namun dengan lambaian tangan dari Ryan, para satpam yang ada di depan pintu langsung menghentikan mereka,

“Sekarang baru jam tujuh lewat, bagaimana bisa dianggap bergadang?”

“Tuan Ryan, tolong bantu dibuatkan pengaturan agar semua orang bisa duduk.”

Ujar Reva sambil terkekeh.

Ryan menganggukkan kepalanya dengan sambil tersenyum. Dia segera menyuruh seseorang untuk mengganti makanan di ruangan itu lagi.

Namun saat ini ada terlalu banyak orang di ruangan VIP ini. Dengan adanya begitu banyak orang dari keluarga Shu, jelas tidak ada tempat yang cukup untuk duduk.

Pertama–tama Reva mengajak Axel dan Alina untuk duduk di kursi utama, setelah itu dia meminta seseorang untuk membantu Tommy ke tempat duduknya.

Kemudian dia melihat ke semua anggota keluarga Shu lalu dengan lembut dia berkata, “Barusan papa dan mama mertuaku sudah berlutut dan bersujud kepada kakek. Kalian yang merupakan generasi junior juga harus menunjukkan bakti kalian.”

“Ayo, sekarang kalian juga berlutut dan bersujud di depan kakek.”

Semua anggota keluarga Shu langsung saling menatap dengan cemas. Reva ini pasti sedang berencana untuk membalas mereka dengan perbuatan mereka barusan.

Sebelumnya mereka sudah membuat Axel dan Alina berlutut dan sekarang Reva akan membuat mereka berlutut juga!

Rau wajah Tommy langsung memucat, dia adalah seorang penatua jadi tidak perlu berlutut.

Tetapi masalahnya, saat semua anggota keluarga Shu berlutut maka gengsinya juga akan ikut

hilang.

Chloc adalah orang pertama yang mengutarakan kekesalannya. Lalu dengan marah dia berkata, “Reva, jangan pikir kau sudah cukup kaya sehingga kau bisa mengatur – atur orang lain yah!”

“Biar aku kasih tahu yah, sebagian besar orang yang ada disini adalah penatuamu. Apa kau masih menganggap mereka sebagai penatuamu?”

Reva meliriknya lalu berkata, “Maaf sekali, aku benar–benar tidak merasa punya penatua seperti dirimu!”

Chloe sangat marah sekali: “Dasar anak yang tak berbakti kau!! Ba… bagaimana kau bisa berbicara seperti itu?”

Lalu dengan dingin Reva berkata, “Sejak aku menikah dengan Nara sampai sekarang, apa ada orang– orang dari keluarga Shu yang memperlakukan aku dengan baik?”

“Dari semua penatua ini, siapa yang telah melakukan tugasnya sebagai penatua?”

“Mereka bahkan memaksa istriku untuk menemani klien perusahaan. Apakah ini adalah hal yang memang seharusnya dilakukan oleh para penatua?”

“Tidak berbakti? Huh, memangnya kalian kira siapa kalian? Kalian punya hak apa untuk berkata bahwa aku tidak berbakti!”

Setelah mengatakan ucapannya yang terakhir itu, Reva langsung menggebrak dan menghancurkan mejanya hingga berkeping – keping.

Semua anggota keluarga Shu itu langsung gemetaran karena merasa ketakutan. Dan beberapa dari mereka yang penakut langsung berlutut.

Wajah Chloe memerah lalu dengan marah dia berkata, “Reva, aku tidak ingin banyak bacot dengan kau!”

“Apapun yang terjadi, kami semua tetap merupakan penatua Nara dan penatuamu juga. Jadi kau tidak bisa memperlakukan kami dengan cara seperti ini!”

“Kalau kami tidak mau berlutut, memangnya apa yang bisa kau lakukan dengan kami?”

Dulunya Chloe terkenal sebagai seorang pembangkang tetapi sekarang seiring dengan usianya yang semakin menua, dia malah justru menjadi semakin keras.

Dengan dingin Reva berkata, “Tidak masalah kalau kau tidak mau berlutut. Aku juga tidak akan memaksamu!”

“Namun, putrimu ada disini jadi dia bisa berlutut, kan?”

Air muka Chloe langsung berubah: “Reva, kalau… kalau kau berani menyentuh putriku seujung jarinya saja, aku pasti akan membunuhmu!”

Reva mendengus dingin, “Saat kau memukuli papa dan mama mertuaku, apa kau pernah berpikir bahwa kami juga akan membunuhmu?”

“Biar aku beritahu kepadamu, hari ini, kalau kau tidak mau berlutut maka aku akan mematahkan kedua kaki putrimu itu. Kau pilih sendiri saja!”

Chloe sangat marah sekali: “Beraninya kau!”

“Aku akan bertarung denganmu….”

Dia meraung dengan keras dan bergegas maju dengan marah karena hendak bertarung habis – habisan dengan Reva.

Namun sebelum Chloe bisa mencapai Reva, dia sudah langsung didorong ke lantai oleh beberapa satpam disana.

Bersamaan dengan itu, putrinya juga dibawa masuk dan langsung ditekan ke lantai.

Reva menatap Chloe dengan dingin, “Mau berlutut atau tidak?”


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.